TUGAS RANCANGAN TEKNIK
(26 Novermber 2012)
RANCANGAN RUMAH TANAMAN DENGAN KOMODITI SAYURAN TOMAT
OLEH
NOPRI SURYANTO
F14090068
noprisuryanto.blogspot.com
MATA KULIAH RANCANGAN TEKNIK
DEPARTEMAN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ................................................................................. .... I
DAFTAR ISI ................................................................................. .... II
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….. III
DAFTAR TABEL... ………………………………………………………... IV
I.
PENDAHULUAN
………………………………………………………. 1
A.
Latar Belakang
…………………………………………………….... 1
B.
Tujuan
……………………………………………………………... 5
II.
RUMUSAN MASALAH……………………………………………….... 5
A.
Mekanisme..............................……………………………………... 5
B.
Pemilihan Bahan.........……………………………………………..... 6
C.
Penentuan Dimensi Bangunan……………………………………… 6
III.
ANALISIS
DAN DESAIN ………………………………………….. 7
A.
Perhitungan
......................................………………………………. 7
B.
Desain
……………………………......................................………. 8
IV.
HASIL DAN
PEMBAHASAN...............................…………………….. 10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..…... 11
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1. Gambaran greenhouse untuk budidaya tomat yang di rencanakan……4
Gambar
2. Layout rumah tanaman sayuran tomat dengan 1007 tanaman tomat…8
Gambar
3. Layout rumah tanaman tampak isometri, depan, dan samping………..9
Gambar
4. Layout penyusunan polybag di dalam rumah tanaman (19 baris)……..9
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
1.1. Karakteristik Fisik Beberasa Bahan Atap Rumah Tanaman…………. 2
Tabel
1.2. Karakteristik
termal beberapa bahan atap rumah tanaman…………. 2
Tabel 2. Hasil perhitungan laju ventilasi alam greenhouse……………………. 5
Tabel
3.
Analisis pembobotan dalam pemilihan
jenis bahan konstruksi…….. 6
Tabel
4. Standar konstruksi pembangunan rumah tanaman………………….. 6
I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Rumah tanaman atau greenhouse dapat digunakan sebagai usaha penurunan suhu ruangan
di dalam rumah tanaman dengan cara perpindahan panas dari bagian dalam rumah
tanaman dengan bagian lingkungan luar, pemanasannya dengan penambahan panas ke
bagian dalam rumah tanaman dari suatu sumber energi termasuk matahari, namun
terdapat juga naungan yang akan membatasi sinar matahari yang akan mengenai
tanaman sebagai optimalisasi budidaya tanaman.
Ada berbagai macam tipe greenhouse berdasarkan tipe atap antara
lain; tipe semi monitor, piggy back dan
modified arch. Tipe atap modified standard peak greenhouse adalah tipe yang sesuai dengan kondisi lingkungan Indonesia. Bentuk atap
berundak dengan kemiringan tertentu mempercepat aliran air hujan ke arah ujung
bawah atap. Kemiringan sudut atap 25-35o tergolong optimal dalam
mentransmisikan radiasi matahari. Untuk daerah tropika basah, atap rumah
tanaman sebaiknya tidak menggunakan bahan plastik film. Polyethylene dengan UV
stabilizer dapat menjadi pilihan karena memiliki umur pakai lebih lama
dibandingkan polyethylene biasa
(Suhardiyanto et al, 2006). Tujuan penggunaan rumah
tanaman adalah menciptakan iklim rnikro yang kondusif untuk pertumbuhan tanaman
ketika kondisi iklim tidak kondusif.
Pemilihan
bahan atap harus
mempertimbangkan karakteristik fisik,
termal, optik, dan harga bahan. Berbagai
jenis bahan atap rumah tanaman masing-masing mempunyai karakteristik tertentu,
baik fisik maupun termal. Karakteristik fisik dan radiasi termal (panjang
gelombang >2800 nm) beberapa bahan atap rumah tanaman disajikan dalam Tabel
1.1dan 1.2. Berdasarkan tabel 1 dapat menjadikan acuan dalam pemilihan atap yang
sesuai dengan rumah tanaman dengan mempertimbangkan suhu yang akan dihasilkan
dirumah tanaman, intensitas cahaya yang akan terperangkap, dan kemudahan dalam
perawatan atap rumah tanaman.
Terdapat dua sifat kaca, yaitu single strength dan double
strength. Karena sifatnya yang sangat tahan pecah, jenis double strength sangat
direkomendasikan untuk atap rumah tanaman. Jenis kaca yang banyak dipakai
adalah soda lime silica. Spesifikasi yang dianjurkan adalah transparan,flat
glossy suface, Jirejinished, dan datar.
Kaca mempunyai daya tembus
atau transmisivitas PAR yang baik yaitu 71 - 92% dan umur pakai yang lama yaitu
25 tahun. Tetapi, biaya konstruksi rumah tanaman dengan atap kaca tergolong
besar. Jika petani atau pengusaha ingin berinvestasi untuk jangka waktu yang
pendek, misalnya hanya beberapa tahun saja maka bahan penutup dari plastik film
dapat menjadi pilihan. Ada beberapa plastik film yang dapat digunakan untuk
bahan penutup rumah tanaman, yaitu polyethylene (PE), atau polyvinyl chloride
(PVC). PE pertama kali diproduksi di Inggris pada tahun 1938. PE memiliki sifat
fisik yang fleksibel dan ringan sehingga sering digunakan pada rumah tanaman
dengan atap melengkung.
PE dapat mentransmisikan PAR
85 - 87%. Kelemahan PE adalah umur pakainya yang hanya dua sampai empat tahun.
PVC juga merupakan bahan atap yang fleksibel sehingga mudah dipasang. PVC
mempunyai transmisivitas PAR yang sama dengan kaca. PE lebih populer sebagai
bahan penutup rumah tanaman dibandingkan dengan PVC. PE dengan W stabilizer
merupakan bahan penutup yang paling banyak digunakan di Indonesia karena
harganya relatifmurah dan daya tahannya cukup baik. Selain plastik yang
fleksibel berupa film, terdapat juga plastik yang kaku dan cukup baik sebagai
bahan atap rumah tanaman.
Penggunaan plastik yang berupa
film maupun plastik yang kaku semakin luas. Hal ini antara lain karena harganya
murah sehingga mudah disesuaikan dengan kebijakan investasi dalam bisnis yang
bersangkutan. Beberapa jenis plastik kaku yang dapat digunakan sebagai bahan
atap rumah tanaman antara lain adalah corrugatedfiberglass,acrylic, dan
polycarbonate. Corrugated fiberglass dapat mentransrnisikan PAR 60 - 88%. Bahan
ini tergolong murah, h a t , dan mudah digunakan. Namun, bahan ini mudah
dipengaruhi oleh sinar W, debu dan polutan sehingga hams sering dibersihkan.
Lama kelamaan, bahan ini akan berubah warna menjadi kekuningan dan mudah
terbakar. Umur pakainya diperkirakan sekitar 7 - 15 tahun. Acrylic bersifat
ringan, mudah digunakan serta tahan terhadap sinar W dan cuaca. Acrylic dapat
mentransmisikan PAR 83% untuk penggunaan dua lapis dan 93% untuk penggunaan
satu lapis.
Ventilasi alamiah perlu menjadi salah satu
aspek pertimbangan yang penting dalam perancangan struktur rumah tanaman di
kawasan yang beriklim tropika basah. Hal ini karena ventilasi alamiah merupakan
metode yang sangat murah untuk menjaga lingkungan di dalam rumah tanaman berada
pada tingkat yang baik bagi perturnbuhan tanaman. Selain itu, rancangan
struktur rumah tanaman sangat berpengaruh terhadap laju pertukaran udara dari dalam ke luar atau
sebaliknya melalui ventilasi alamiah. Pertukaran udara tersebut menentukan
kondisi iklim mikro di dalam rumah tanaman.
Menurut Lindley dan Whitaker (1996) ventilasi alamiah adalah
pertukaran udara di dalam suatu bangunan dengan udara di luarnya tanpa
menggunakan kipas atau peralatan mekanik laimya. Pertukaran udara pada rumah
tanaman sangat diperlukan untuk mencegah terlalu tingginya suhu dan
kelembaban udara. Selain itu, ventilasi alamiah juga menjaga tersedianya CO, yang
sangat penting bagi proses fotosintesis pada daun tanaman. Ventilasi alamiah terjadi karena adanya
perbedaan tekanan udara antara posisi di dalam dan di luar bangunan akibat
faktor angin dan faktor termal. Faktor angin dan faktor termal diperhitungkan dalam
memanfaatkan ventilasi alamiah sebagai metode
pengendalian lingkungan secara pasif. Besarnya efek angin dan efek termal
menentukan laju ventilasi alamiah dalam ukuran pertukaran udara yang melalui
bukaan pada suatu rumah tanaman (Kozai dan Sase, 1978).
Semakin besar laju ventilasi alamiah pada suatu rumah tanaman maka suhu udara di dalamnya akan
semakin mendekati suhu udara di luar. Kalau suhu udara dalam rumah tanaman s u
m mendekati suhu udara di luar rumah tanaman maka tidak diperlukan pengendalian
lingkungan secara aktif,
misalnya ventilasi mekanik. Ventilasi alamiah mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan
dengan ventilasi mekanik. Ventilasi alamiah tidak membutuhkan energi listrik,
tidak mernbutuhkan pemeliharaan, dan tidak mengeluarkan suara berisik dari
putaran kipas. Pengendalian laju ventilasi alamiah dapat dilakukan dengan
pembukaan dan penutupan lubang ventilasi (Takakura, 1979).
B.
Tujuan
Adapun tujuan dari tugas
rancangan teknik yaitu:
a.
Membuat
rancangan rumah tanaman untuk produksi buah tomat yang
berkapasitas penanaman 1000
tanaman dengan mengacu pada standar nasional konstruksi bangunan rumah tanaman.
b.
Menggambarkan
rumah
tanaman yang
paling sesuai untuk produksi buah tomat berkapasitas 1000 tanaman dengan
menggunakan Autocad dengan menggunakan analisis optimasi perancangan
teknik.
II. RUMUSAN
MASALAH
Permasalahan yang terdapat
dalam pengembangan greenhouse adalah dalam menentukan ukuran dan
jenis konstruksi bangunan greenhouse dengan mempertimbangkan mekanisme yang hendak
digunakan baik pindah panas, ventilasi, pengairan maupun pada mekanisme
pemilihan bahan yang hendak digunakan, hal ini berpengaruh terhadap
keberhasilan pengembangan greenhouse dengan kondisi iklim seperti di Indonesia
yakni iklim tropis basah.
Dalam kasus ini terdapat 3 komponen
yang harus di penuhi yang meliputi :
A. Mekanisme pertukaran panas
Ventilasi
yang diharapkan dalam pembangunan greenhouse ini adalah ventilasi alamiah,
berikut adalah data hasil pengukuran mengenai ventilasi alam.
B. Pemilihan bahan
Pemilihan
bahan pada manufakturing greenhouse membutuhkan beberapa analisis, pada kasus
ini bahan yang hendak dipilih adalah bahan kayu untuk tiang sedangkan untuk
dinding akan dipasang dengan kasa, hal ini memungkinkan adanya kemudahan dalam
perancangan, kekuatan serta desain yang memudahkan dalam pertukaran udara.
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan.
Tabel 3. Analisis pembobotan dalam
pemilihan jenis bahan konstruksi
C. Penentuan
dimensi bangunan
Dimensi
bangunan menjadi faktor yang sangat penting dalam pembangunan rumah tanaman
karena akan turut mempengaruhi konsisi-kondisi lingkungan yang akan di
tentukan. Berdasarkan optimasi pemilihan
ukuran rumah tanaman dengan acuan pada jenis tanaman yang akan diusahakan di
rumah tanaman tersebut. Pada perancangan
ini akan diusahakan tanaman tomat dengan kapasitas 1000 tanaman. Melalui
syarat-syarat dalam usaha budidaya tanaman tomat yang meliputi sistem tanam,
jarak tanam, tinggi tanaman, dan kebutuhan akan radiasi sinar matahari, maka
akan ditentukan spesifikasi ukuran rumah tanaman sesuai standar nasional :
Tabel 4. Standar konstruksi pembangunan
rumah tanaman
III. ANALISIS DAN
DESAIN
A. Perhitungan
Ukuran polybag : 35 x 40 cm (penampang
atas) maka diameter dari polybag adalah
D : 35 *2 / = 22, 28 cm
P = 22,28Y + (50-22,28)(Y-1) +
200 = 50Y + 172,28
L = 22,28X + (100-22,28)(X-1) +
200 = 100X + 122,28
Luas Rumah Tanaman = P x L = 5000XY + 17228X + 6114 Y + 21066.39
(* 200 = kelehan ruang di ujung
baris, 50 = kelebihan ruang di ujung bedengan)
Untuk menentukan ukuran rumah
tanaman perlu dilakukan analisis optimasi sebagai berikut:
Fungsi kendala : XY = 1000, XY – 1000
= 0
Fungsi tujuan : min L = 5000 * Y +
17228X + 6114 Y + 21066.39
X : Jumlah lajur tanaman dalam
rumah tanaman
Y : Jumlah tanaman dalam satu lajur
tanaman
Dengan menggunakan Metode optimasi dengan
langrange multipliers, maka:
LE=fungsi tujuan + fungsi kendala
LE = 500 XY + 9000 X + 6750 Y
+ 5000 + (XY – 1000)
= 5000Y + 9000 + Y = 0 …………. (1)
= 500X + 6750 + X = 0 …………….(2)
= XY – 1000 = 0 ……………………..(3)
= 1000
= ………………………………….. (4)
Dari (1)
= 5000Y + 9000 + Y = 0
5000 + = - (172,28/Y)…………………(5)
Dari (2)
= 500X + 6750 + X = 0
5000 + = - (6114/X)………..…………(6)
Substitusi persamaan (5) dan (6)
(172,28/Y) = (6114/X) Y =
2,8178 X ..(7)
Substitusikan persamaan 7 ke persamaan 4
X = 1000/Y = 1000/(2,18178X)
X = 18,8 ≈ 19 baris
Y = 53 tanaman
Jadi di dalam rumah tanaman
terdapat 19 baris bedengan dan 53 tanaman dalam satu baris bedengan,
sehingga terdapat (19 x 53) 1007 tanaman
dalam rumah tanaman, maka :
P = 50Y + 172,28 = 50(53) +
172,28 = 28,2228 m
L = 100X + 122,28 = 100(19) +
122,28 = 20,0228 m
Dengan ukuran rumah tanaman P =
28,2228 m > 20 m, dan lebar rumah tanaman 20,0228 m > 10 m, maka rumah
tanaman yang akan dibangun berdasarkan tabel 4 adalah kategori rumah tanaman
besar.
B. Desain Rumah
Tanaman.
Gambar
2. Layout rumah tanaman sayuran tomat dengan 1007 tanaman tomat
Gambar 3. Layout rumah tanaman tampak isometri, depan,
dan samping
Gambar 4. Layout penyusunan polybag di dalam rumah
tanaman (19 baris)
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
Perencanaan greenhouse dikawasan tropis basah seperti
di Indonesia, memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda dengan rancangan
greenhouse di kawasan subtropik. Kawasan subtropika
dengan empat musim, rumah tanaman memiliki peran penting sebagai fasilitas
produksi sayuran daun, sayuran buah, dan bunga dengan prinsip penggunaan greenhouse
untuk pemanenan panas radiasi matahari, memungkinkan pertumbuhan tanaman pada musim dingin karena suhu
udara di dalarnnya dapat dijaga agar tidak terlalu rendah. Rumah tanaman atau
greenhouse kawasan iklim tropis basah dirancang dengan fungsi utama sebagai
pelindung tanaman dari ganggunan lingkungan yang tidak sesuai dengan melindungi
dari serangan hama dan penyakit, angin kencang, dan panas berlebihan.
Berdasarkan hasil perhitungan dalam optimasi
luasan yang diinginkan di dapatkan panjang greenhouse 28.2228
meter dan lebarnya 20.0228
meter dan tinggi ruang tumbuh tanaman 4 meter dengan span bagian bawah + 2 meter dan tinggi ventilasi atas yang
dapat diterapkan adalah + 1 meter sehingga tinggi maksimal rumah tanaman + 7 m. Berdasarkan
analisis optimasi tersebut di dapatkan jumlah palibag untuk penanaman tomat
sebanyak 1007 polybag.
Penentuan
dimensi dari rumah tanaman diambil berdasarkan perhitungan optimasi dengan
metode langrange multipliers. Penentuan
dimensian dengan memaksimalkan ruang pertumbuhan tanaman tomat dan
meminimalisasi penggunaan biaya dengan seefektif mungkin. Berdasarkan tabel 4
menuju standarisasi perancangan greenhouse, maka dengan menggunakan panjang
bangunan > 20 m dan lebar bangunan > 10 meter, maka diambil spesifikasi
perancangan rumah tanaman jenis besar.
Pembangunan rumah tanaman dengan rangka dari bahan kayu.
Menurut
Rault (1988) perancangan rumah tanaman untuk kawasan tropika :
1. Bukaan rumah tanaman hams merupakan
kombinasi yang baik antara bukaan untuk ventilasi dan perlindungan
tanaman terhadap air hujan,
2. Kerangka konstruksi hams cukup kuat sebagai
antisipasi terhadap kemunglunan angin kencang,
3. Biaya pembangunan hams cukup murah dan
tata Jetaknya mempertimbangkan adanya kernunman untuk perluasan rumah
tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Suhardiyanto, H., A. Sapei, C. Arif, A.M.
Patapa, B. Dewi. 2006a. Sistem Kendali
Berbasis PLC untuk Pengaturan Larutan
Nutrisi pada Jaringan Irigasi
Tetes. Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, Vol. 4,
No.2.
Suhardiyanto, H., M. Widyarti, F.
Chrisfian, I.S. Muliawati. 2006b. Analisis ventilasi
alamiah untuk modifikasi rumah kaca
standard peak tipe curam. Jurnal
Keteknikan Pertanian. 20(2).
Takakura, T., K.A. Jordan, L.L. Boyd. 1971.
Dynamic simulation of plant growth and
environment in the greenhouse. Trans.ASAE:
964 - 97 1.
*Sumber internet :
Sumber:
http://ediskoe.blogspot.com/2010/01/greenhouse-menuju-standar-nasional.html
Jelly Gamat Walatra G Sea
BalasHapusSalam kenal, Bang...
BalasHapusSaya Hanifah Abidah TMB 53 dan dikasih tugas ini juga...
Saya izin pakai analisisnya, ya, Bang
Terimakasih, Bang